Laki-laki seringkali mengacuhkan kesehatan testisnya, tapi hal ini sebaiknya tidak diabaikan. Tiga orang yang berhasil selamat dari kanker testis mengungkapkan pentingnya pemeriksaan dini secara teratur.
Kanker testis adalah kanker paling umum pada laki-laki berusia 15-49 tahun. Jika ditemukan secara dini, maka kanker ini menjadi salah satu jenis yang paling mudah diobati dengan kemungkinan bertahan hidup 98 persen.Tapi jika stadiumnya sudah semakin lanjut maka kemungkinan harapan hidupnya makin berkurang, misalnya jika sudah masuk stadium 3 maka harapannya tinggal 57 persen dan bahkan kanker ini bisa membunuh.
Berikut ini cerita 3 survivor kanker testis mengenai pentingnya pemeriksaan dini, seperti dikutip dari The Sun:
1. Jon Wright (31 Tahun)
Jon Wright yang berasal dari Hertford, Herts mengungkapkan pada tahun 2007 awalnya ia merasakan ada rasa nyeri di selangkangan. Tapi ketika itu dokter umum yang didatanginya mengatakan tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Ia sempat merasa tidak puas dengan jawaban dokter, Jon pun berusaha berkonsultasi dengan dokter lainnya, dan lagi-lagi dokter tersebut mengatakan tidak ada masalah. Namun, ia menyadari bahwa ada yang tidak beres dengan kondisi tubuhnya.
Jon pun akhirnya pergi ke dokter untuk ketiga kalinya dan meminta dilakukan USG. Dokter menemukan adanya tumor di testis dan harus operasi untuk mengangkatnya dengan risiko kehilangan testis. Ia pun melakukan operasi dan diberikan waktu 2 minggu untuk memulihkan diri.
Namun ternyata belum berhenti sampai di situ, saat chek up Juni 2008 masih ditemukan sel kanker yang tersisa di testis dan harus menjalani radioterapi. Terdiagnosis untuk kedua kali mengubah hidupnya. Beruntung Jon bisa melewati semua kondisi tersebut. Tapi apa yang dialaminya menyadarkan ia betapa pentingnya melakukan pemeriksaa dini. Ia pun kini tengah melakukan kampanye dengan bersepeda untuk menyadarkan para lelaki agar periksa testisnya secara teratur.
2. Ryan Walshe (23 Tahun)
Ryan menemukan adanya benjolan di testis 3 tahun lalu. Ketika itu ia melihat salah satu pemain rugby melakukan pemeriksaan testis, dan ia pun mengikutinya. Ketika itu ia menemukan adanya batu keras di testis sebelah kanan. Lalu sekitar 2 minggu kemudian ia pun menjalani operasi, namun hasil tes mengkonfirmasi bahwa kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening dan tulang belakang.
Ia pun harus melakukan 3 siklus kemoterapi yang melelahkan. Beruntung pengobatan yang dilakukannya bekerja dengan baik, dan ia cepat mendapatkan pertolongan medis. Meski ada kemungkinan sekitar 50 persen kanker tersebut kembali, tapi ia tetap ingin menyadarkan masyarakat pentingnya pemeriksaan dini.
3. Chris Dunkley (28 Tahun)
Chris didiagnosa menderita kanker testis pada tahun 2007. Pertama kali ia melihat benjolan kecil keras pada testis sebelah kanan secara tidak sengaja. Awalnya ia berpikir bahwa itu kista dan akan hilang dengan sendirinya. Tapi setelah 1 bulan ternyata masih ada, ia pun memutuskan pergi ke dokter. Sekitar 3 hari kemudian ia harus menjalani operasi pengangkatan testis di Ashford Hospital, Middlesex.
Chris sebenarnya tidak terlalu khawatir dengan operasi itu sendiri, tapi ia takut hal ini mempengaruhi kesuburan dan kinerja seksualnya. Tapi dokter meyakinkan dia untuk tidak perlu khawatir.
Hasil CT scan menunjukkan kanker tidak menyebar dan ia hanya diharuskan melakukan pemeriksaan atau chek up secara rutin. Ia pun kini bisa bermain olahraga, bekerja dan bersosialisasi seperti orang-orang seumurannya. Chris merasa ia menjadi salah satu laki-laki beruntung, karena jika tidak pergi ke dokter sejak awal maka bisa saja hasil akhirnya sangat berbeda dengan apa yang dialaminya saat ini.
Chris sebenarnya tidak terlalu khawatir dengan operasi itu sendiri, tapi ia takut hal ini mempengaruhi kesuburan dan kinerja seksualnya. Tapi dokter meyakinkan dia untuk tidak perlu khawatir.
Hasil CT scan menunjukkan kanker tidak menyebar dan ia hanya diharuskan melakukan pemeriksaan atau chek up secara rutin. Ia pun kini bisa bermain olahraga, bekerja dan bersosialisasi seperti orang-orang seumurannya. Chris merasa ia menjadi salah satu laki-laki beruntung, karena jika tidak pergi ke dokter sejak awal maka bisa saja hasil akhirnya sangat berbeda dengan apa yang dialaminya saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar