Budaya Berpikir Indonesia

"Saya bangga menjadi orang Indonesia" seberapa seringkah anda mnedengan seruan seperti ini? atau seberapa seringkah anda mengucapkan kalimat itu?. Tentu sebagi orang yang telah menumpang dilahirkan ditanah Indonesia sudah sepatutnyalah kita berbalas budi untuk mengucap kalimat "saya bangga menjadi orang Indonesai" dan itu "mungkin" benar.
 
Namun jika saya harus jujur apa yang ada dibenak saya tentang indonesai adalah semeraut, jorok, malas, dan satu lagi manja. Jujur saya tidak akan pernah menyalahkan diri saya dengan mengatakan itu, dan pemikiran itu tidak menjadi patokan bahwa saya sedang mengembangkan pemikiran negatif, saya juga tidak suka dengan orang berpikiran negatif kok :).

Saya hanya ingin mengajak pembaca untuk ikut mengkritisi *bukan berpikir negatif tentang apa yang mejadi budaya negatif tepat ditengah-tengah kita tinggal tepat ditanah yang anda pijak sekarang. saya ingin kita bersama-sama membuka mata tentang hal-hal kecil disekeliling kita, dimulai tentang pemikiran anak-anak. Banyangkan seorang anak SD kelas 3 yang sedang berkata pada seorang teman sebanyanya yang culun "bayarin jajan gw ya" sambil melotot.

Kira-kira kenapa ini terjadi? buat orang-orang tua dirumah anak anda sedang meniru tingkah laku anda karena mungkin kebiasaan anda yang sering menyuruh-nyuh, bisa saja pembantu anda, atau mungkin kuli bangunan yang sedang mengerjakan bagunan dirumah anda, dan masih banyak lagi.

Lalu yang berikutnya banyangkan seorang dengan serangam SMA kelas 1 dengan kerah baju telipat keatas berjam-jam menghabiskan waktu didepan komputer mencari konten porno, kira-kira kenapa ini terjadi? buat orangtua berhati-hatilah, mungkin selama ini hubunagan anda renggang dan tidak memiliki banyak waktu yang diluangkan bersama anak hanya sekedar mendengarkan anak anda bercerita tentang sekolahnya, atau pun waktu liburan bersama mengisi waktu kosong.

Sekarang bayangkan ada seorang pekerja yang mengatakan "pekerjaan saya enak, uang jalan, uang makan semua ditanggung", saya tidak mengatakan bahwa hal tersebut salah, namun hati-hati anda sedang membagun mental manja dalam pemikiran anda, yang nantinya jika anda diposisikan dalam pekerjaan yang berkebalikan dengan apa yang telah menjadi main set anda, maka anda akan sangat mudah sekali untuk gagal. Lalu bayangkan jika dalam sebuah keluarga seorang suami berkata "udak tidak ada kecocokan lagi dalam keluarga ini", hei para suami, ingatlah pada saat anda berkata seperti itu anda sedang mencari-cari alasan untuk melampiaskan kebosanan anda dengan ingin memenukan pasangan baru yang anda aggap lebih baik dari pasangan anda sekarang.

Hanya itu satu-satunya alasan ketika seseorang mengatakan tidak ada kecocokan dalam berumahtangga.Untuk istri, jika ada suami yang berkata seperti itu, tampar suami anda dipipi, karena anda tidak akan pernah dituntut dalam UU Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
Itulah beberapa fakta yang telah menjadi budaya umum dalam kehidupan sosial budaya di Indonesai, yang telah membudaya dan mengakar atau bahkan sedang menjadi tren dalam kurun beberapa waktu terakhir. Jadilah orang yang B+, bukan sekedar bernilai B Plus, melainkan Be Positif. Dan untuk tulisan diatas, semoga anda dapat melihat kembali dalam keluarga kecil sehat yang sedang anda bangun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar